Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Pahlawan Nasional Depati Amir, Tokoh Pemersatu Melayu - Tionghoa

image-gnews
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. Adapun enam tokoh tersebut adalah, Depati Amir, A.R Baswedan, Pangeran Mohammad Noor, Mr Kasman Singodimejo, KH Syam'un dan Hj Andi Depu. TEMPO/Subekti.
Presiden Joko Widodo alias Jokowi menganugerahi gelar pahlawan nasional kepada enam tokoh di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 8 November 2018. Adapun enam tokoh tersebut adalah, Depati Amir, A.R Baswedan, Pangeran Mohammad Noor, Mr Kasman Singodimejo, KH Syam'un dan Hj Andi Depu. TEMPO/Subekti.
Iklan

TEMPO.CO, Pangkalpinang - Pemerintah menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada Depati Amir pada Kamis, 8 November 2018. Depati Amir adalah tokoh asal Kepulauan Bangka Belitung yang dikenal berhasil menyatukan suku Melayu dan Tionghoa di provinsi tersebut.

Baca: Pahlawan Nasional Depati Amir: Melawan Belanda Meski Diasingkan

Sejarahwan Bangka Belitung, Akhmad Elvian, mengatakan Depati Amir adalah ahli strategi perang. Dia dianggap layak menjadi pahlawan nasional, mengingat perjuangannya telah membangkitkan semangat perlawanan kepada Belanda di Pulau Bangka yang memonopoli pertambangan dan perdagangan timah.

"Perang Depati Amir juga berhasil menyatukan orang Tionghoa dan pribumi dalam menghadapi kolonial Belanda," ujar Elvian kepada Tempo, Kamis, 8 November 2018. Dia menambahkan bersatunya orang Melayu dan Tionghoa ini bahkan terjalin erat hingga saat ini. "Kharisma dan pengaruh Depati Amir mampu memobilisasi rakyat Bangka dan orang Tionghoa untuk ikut berperang," ujar Elvian.

Keterlibatan orang Tionghoa dalam perang, kata Elvian, menjadi fenomena menarik. Sebab saat itu, karakter dan budaya suku Melayu Bangka dengan rakyat Tionghoa sangat jauh bertentangan.

Elvian mengatakan bantuan senjata dan mesiu perang Depati Amir datang dari orang Tionghoa asli seperti Kepala Parit Kampung Air Duren, Bun A Tjong; Kepala Parit Seruk, Ho Tjing; dan Kepala Parit Singli Bawah, Tjin Sie bersama dengan Kai Sam dan Ko Su Sui.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Begini Kisah Depati Amir

Bantuan juga diberikan oleh orang Tionghoa yang mualaf yang bernama Raman, Aim, dan King Tjoan. "Senjata yang dibeli orang Tionghoa itu berasal dari Singapura," ujar Elvian.

Menurut Elvian, peristiwa perlawanan rakyat Bangka yang dipimpin Depati Amir adalah peristiwa sejarah yang besar dan harus dikabarkan ke seluruh negeri. Bahwa serpihan-serpihan perjuangan di Bangka adalah bagian dari perjuangan sejarah bangsa Indonesia dan selayaknya menghiasi halaman buku sejarah nasional.

"Ketika bagian lain wilayah di negara ini sedang belajar kebhinnekaan, Depati Amir dan rakyat Bangka sudah mempraktikan kebhinnekaan dalam persatuan untuk melawan musuh bersama, yaitu penindasan Belanda. Berbagai etnis dipersatukan menjadi energi yang besar untuk melawan penjajahan," ujar Elvian.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

4 hari lalu

Sejumlah siswa meliha foto pahlawan Cut Nyak Dhien saat bermain di sekolah yang terbengkalai di SDN 01 Pondok Cina, Depok, Jawa Barat, 27 Agustus 2015. Tempo/M IQBAL ICHSAN
3 Fakta Cut Nyak Dhien di Sumedang, Mengajar Agama dan Disebut Ibu Suci

Cut Nyak Dhien sangat dihormati masyarakat Sumedang dan dijuluki ibu perbu atau ibu suci. Ia dimakamkan di tempat terhormat bangsawan Sumedang.


Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

4 hari lalu

Cut Nyak Dien. peeepl.com
Kisah Cut Nyak Dhien Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional 60 Tahun Lalu, Rakyat Aceh Menunggu 8 Tahun

Perlu waktu bertahun-tahun hingga akhirnya pemerintah menetapkan Cut Nyak Dhien sebagai pahlawan nasional.


Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

4 hari lalu

Kepala Kejaksaan Tinggi Negeri Yogyakarta Tony Spontana menaburkan bunga di nisan Nyi Hadjar Dewantara dalam peringatan hari pendidikan nasional di Taman Makam Wijaya Brata, Yogyakarta, 2 Mei 2016. Upacara dan ziarah makam tersebut dihadiri ratusan siswa/i serta keluarga besar Ki Hadjar Dewantara. TEMPO/Pius Erlangga
Kisah Ki Hadjar Dewantara Sebelum Jadi Bapak Pendidikan: Wartawan Kritis Musuh Belanda

Sebelum memperjuangkan pendidikan, Ki Hadjar Dewantara adalah wartawan kritis kepada pemerintah kolonial. Ia pun pernah menghajar orang Belanda.


Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

16 hari lalu

Ketua Komite Festival Film Indonesia atau FFI 2021, Reza Rahadian saat menghadiri peluncuran FFI 2021 secara virtual pada Kamis, 15 Juli 2021. Dok. FFI 2021.
Reza Rahadian Mengaku tertarik Perankan Leluhurnya, Siapa Thomas Matulessy?

Dalam YouTube Reza Rahadian mengaku tertarik memerankan Thomas Matulessy jika ada yang menawarkan kepadanya dalam film. Apa hubungan dengannya?


Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

24 hari lalu

Komponis Ismail Marzuki. Wikipedia
Legenda Lagu Hari Lebaran Karya Ismail Marzuki, Begini Lirik Lengkapnya

Ismail Marzuki menciptakan lagu tentang Hari Lebaran yang melegenda. Begini lirik dan profil pencipta lagu tentang Lebaran ini?


Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

37 hari lalu

Usmar Ismail. Dok.Kemendikbud
Profil Usmar Ismail, Wartawan yang Jadi Bapak Film Nasional

Usmar Ismail dikenal sebagai bapak film nasional karena peran penting dalam perfilman Indonesia, Diberi gelar pahlawan nasional oleh Jokowi.


Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

17 Februari 2024

Seniman monolog Butet Kartaredjasa menanggapi pelaporan dirinya ke polisi oleh relawan Presiden Jokowi. Tempo/Pribadi Wicaksono.
Jika Prabowo Jadi Presiden, Butet Kertaradjasa Cemas Soeharto Ditetapkan Pahlawan Nasional

Seniman Butet Kertaradjasa cemas bila Prabowo Subianto menjadi presiden menghidupkan kembali Orde Baru


Tanggal 7 Februari Memperingati Hari Apa? Ada 4 Momen Penting

7 Februari 2024

Tanggal 7 Februari hari apa? Ada Hari Kemerdekaan Grenada, Hari Pahlawan di Tanah Bumbu, hingga Hari Bermain Sekolah Sedunia. Foto: Canva
Tanggal 7 Februari Memperingati Hari Apa? Ada 4 Momen Penting

Tanggal 7 Februari hari apa? Ada Hari Kemerdekaan Grenada, Hari Pahlawan di Tanah Bumbu, hingga Hari Bermain Sekolah Sedunia.


Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

4 Februari 2024

John Lie.
Anies Baswedan Sebut Nama John Lie Saat Bertemu Komunitas Indonesia Tionghoa, Siapa Dia?

Anies Baswedan menyebut nama John Lie saat acara Desak Anies bersama Komunitas Indonesia Tionghoa, di Glodok, Jakarta. Siapa John Lie?


Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

12 Januari 2024

Monumen Peristiwa Situjuah di Nagari Situjuah Batua, Sumatra Barat (TEMPO/Fachri Hamzah)
Berkunjung ke Lokasi Tragedi Situjuah di Sumatra Barat, Ada Peringatan Khusus Setiap Januari

Sampai saat ini tragedi Situjuah masih dikenang masyarakat Nagari Situjuah Batua Sumatra Barat. Ada pengibaran bendera sebulan penuh dan ziarah makam